Kritis, Apatis, tidak logis


Media

Jumat, 28 September 2018

NAMAMU

Oleh: Hafidz kertas 

Cahaya matahari dari timur
Menusuk kalbu dan ingatanku
Dengan selarik namamu,
Tiba-tiba hujan deras
Mengalir dari kelopak mataku
Menumbuhkan rindu yang teramat dalam
Akan dirimu, Ibu.

Di pekarangan ingatanku
Senyummu merekah
Dan kupetik dengan sekuntum do'a-do'a
Agar disana kau semerbak.

Ibu..

Masa kecilku hingga dimana aku berdiri saat ini
Aku disayang dan diasuhmu dengan tetesan cerita
Dari saudaraku.
Mereka kerapkali mempuisikan namamu
Dalam sujud dan tasbihnya
Meraka 'pun mengajakku mendeklamasikan namamu ibu.

Ibu..

 meski kepalaku tak pernah merasakan
Elusan tangan lembutmu
Tapi senantiasa kuhilirkan dirimu
Kepada Tuhan
Dengan bahtera rentang tanganku dan air mataku.

Ibu..

untukmu ku haturkan segala cinta dan sepotong hati yang ungu.

Ciputat, 22-12-17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar