Kritis, Apatis, tidak logis


Media

Minggu, 11 November 2018

MISTERI DI JAM 11:11


MISTERI DI JAM 11:11

Bagi anda yang menyukai film horror dan menyukai tantangan, maka jangan lewatkan film 11:11 karena di film ini tidak hanya menayangkan hal-hal yang sering anda lihat atau anda tonton di film horror lainnya, di sini anda akan Disuguhkan kegiatan yang akan memacu adrenalin anda.
Menonton film ini anda harus menyiapkan mental luar dalam yang benar-benar kuat, sebab anda akan mendapati makhluk yang sulit anda jangkauan dalam fikiranmu.
Berpetualang yang sangat mencekam dengan pendekatan kearifan lokal kedalaman laut menjadi pembeda dari film horror yang lain yang pernah ada.
Apa yang kau lihat? Sebuah tagline dari film ini.
Andi Manopo sebagai sutradara beri sentuhan artistik hasil pengambilan gambar bawah laut dari kamera supercanggih siap buat sensasi menonton menghibur dan buat takjub.

Persembahan An Armein Firmansyah Production memulai tradisi kualitas segala-galanya dari production value film yang lokasi syutingnya di objek indah Bandar Lampung. Tayang awal tahun tepatnya 31 Januari 2019.


SINOPSIS
11:11 APA YANG KAU LIHAT ?

Suatu malam, DEWI (female,30thn) mempersiapkan alat selamnya. Sesudah semua siap, Dewi mencium kening putranya GALIH (Male, 8thn) yang masih terlelap tidur lalu dia memakaikan sebuah GELANG  ETNIK ke tangan kanan Galih.

Di sebuah laut di lepas pantai Tanjung Biru, bulan purnama menyinari. Tampak sebuah kapal misterius. Dua orang perampok duduk di atas kapal. Mereka melihat jam dengan gelisah. Tampak jam menunjukkan 11:11.

Sekarang saatnya mereka menyelam. Tanpa mereka sadari, jam mereka berhenti berdetak di jam 11:11.

Sesudah mereka turun, dan kembali ke atas, mereka diserang oleh siluman. Mereka mati satu persatu. Kemudian jam kembali berdetak.

10 tahun kemudian...Galih,

Galih, sekarang adalah seorang mahasiswa tingkat menengah, sedang menyelenggarakan pameran fotografi bawah laut. Galih yang sedang pameran, ditanyai oleh seorang pengunjung museum, mengenai asal usul kecintaannya pada laut.

Galih menjelaskan bahwa dulu ibunya yang hilang sampai sekarang, adalah seorang aktivis konservasi alam yang menghilang saat sedang melakukan pekerjaannya. Satu-satunya peninggalan ibu Galih yang masih tersisa, adalah sebuah gelang etnis dengan simbol yang unik.

Malamnya, Galih mengalami mimpi buruk hingga terbangun. Saat mengambil minum, tanpa sadar jam menunjukkan jam 11:11. Tiba- tiba ia mengalami panggilan-panggilan gaib. Gelang etnik pemberian Ibunya terputus, salah satu pernak-perniknya menggelinding ke bawah meja tua. Galih berusaha mengambil pernak-pernik itu, dan menemukan sebuah peta.

Galih menghubungi kawan-kawannya, mereka adalah MARTIN, seorang pria tampan petualang; OZAN, yang ceroboh dan selalu ingin tahu; dan VANIA, seorang gadis vlogger yang cantik. Galih menunjukkan peta itu. Mereka langsung bertujuan sama untuk menuju tempat yang ditunjukkan peta. Seketika itu juga mereka mempersiapkan diri untuk berangkat.

Galih, Ozan, Vania, Martin beranjak ke Tanjung Biru menggunakan mobil. Beberapa kali mereka berhenti di titik-titik sambil melihat pemandangan dan mengambil banyak foto. Tampak Vania melakukan pendekatan ke Galih, tapi Galih tidak meresponnya. Justru Martin yang melakukan pendekatan ke Vania, tapi Vania juga tidak meresponnya.

Akhirnya mereka sampai di sebuah cottage. Mereka disambut oleh orang lokal, RAMA. Cottage itu sepi, karena masih baru dibangun. Rama memberitahu bahwa ada bagian-bagian Tanjung Biru yang tidak boleh dimasuki. Rama melihat gelang Galih, dan memicingkan mata.

Malam saat purnama, Galih duduk sambil menatap perairan. Vania menghampirinya, dan Galih bercerita tentang ibunya. Saat itulah Martin melihat gemerlap di perairan. Ia tertarik menyelaminya. Ozan yang teringat ucapan Rama, berusaha mencegahnya. Tapi Martin sudah keburu lari dan menyelam.
Galih dan Vania langsung mengikutinya. Ozan yang takut sendirian di cottage, juga ikutan berangkat.

Di lokasi yang bercahaya tersebut, mereka melakukan diving. Pada saat menyelam, rombongan itu menemukan sebuah kapal yang karam di dekat sebuah palung. Mereka mengeksplorasi kapal itu, tidak tampak adanya jenazah siapa-pun, sekoci kapal itu hilang, talinya seperti dipotong dengan benda tajam.

Mereka menemukan sebuah pintu yang ganjil, seperti bekas dipalang, namun sudah dihancurkan. Mereka masuk ke dalam kapal, dan terkejut saat menemukan sesosok kerangka manusia di dalamnya. Di kerangka tersebut, dapat ditemukan artifak dengan symbol yang sama dengan gelang etnik milik Galih.

Kejadian aneh mulai terjadi saat Ozan menyentuh artifak yang ada di tangan kerangka tersebut, semua jam yang ada di kapal tersebut mendadak bergerak. Tiba-tiba ada bayangan hitam bergerak cepat. Beruntung rombongan tersebut dapat keluar tepat waktu, sebelum dibunuh oleh bayangan tadi.

Mereka buru-buru naik ke permukaan. Dan kaget saat mendapati Rama sudah menunggui mereka di permukaan dengan perahu lain. Tampak Rama melihat mereka dengan tatapan marah. Kemudian mereka kembali ke cottage.

Namun perjuangan mereka bertahan hidup tidaklah mudah, gangguan makhluk halus terus terjadi. Satu per satu mereka tewas oleh makhluk halus tersebut. Terlebih saat mereka menyadari, sejak terdampar, waktu tidak bergerak, alias terhenti di pukul 11:11

Yang tersisa di akhir tinggal Galih dan Vania, mereka meneruskan petualangan, hingga mereka menemukan sebuah lodge yang nampak ditinggalkan penghuninya. Mereka berempat menjelajah lodge tersebut dan menemukan sesosok kerangka manusia dengan tengkorak yang retak.

Galih mengenalinya dari gelang etnik yang dikenakan kerangka tersebut, itu adalah kerangka Dewi, ibunya yang menghilang bertahun-tahun lalu.
Vania yang menjelajahi lodge tersebut, berhasil menemukan informasi bahwa Dewi bukan sekedar aktivis pecinta alam biasa, ia juga seorang juru kunci dari situs kapal Jepang yang angker tersebut.
Mereka berdua mengurutkan fakta yang mereka peroleh, kapal tersebut dikatakan tenggelam pada pukul 11:11 malam, setelah membawa sebuah artifak rampasan perang, pada tanggal 11 November, tepat saat bulan purnama bersinar.

Kapal tersebut hanya dapat ditemukan pada tanggal dan jam tersebut, pada saat bulan purnama, kebetulan tanggal tersebut adalah saat rombongan Galih menyelam. Konon angka tersebut adalah saat terbukanya gerbang bagi dunia makhluk gaib, untuk menjadi satu dengan dunia manusia. Ibu Galih tewas saat mencoba melindungi situs tersebut dari tangan para pemburu harta

Tidak lama berselang, Galih dan Vania kembali diteror oleh sesosok siluman. Hingga Vania tersudut. Akhirnya Galih mengorbankan diri, dengan tinggal di Tanjung Biru, asalkan Vania dibebaskan. Vania awalnya tidak mau melepaskan Galih. Tapi Galih mendorong Vania menjauh.

Bayangan hitam meliputi Galih saat Vania pergi. Kemudian Galih menghilang. Galih menjadi pelindung situs tersebut, sama seperti ibunya.11/11/18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar