Kritis, Apatis, tidak logis


Media

Selasa, 25 September 2018

SATU DALAM KERAGAMAN

Oleh: Hafidz kertas 

Satu.... Satu.... Satu....
Teriak seorang anak kecil
Dari kerumunan para demonstran
Suaranya melengking, membungkam
Seluruh kota. Debu-debu berhamburan
Menunggangi tubuh angin. Dari arah
Selatan lalu seberang.
Malam seketika berhenti di kota itu.
Menjadi tugu, perahu dan sepotong bulan ungu.

Wajah anak kecil itu tampak menderu
Meminta hujan. Gelombang karam menjadi
Hutan. Digambarnya warna merak
Dan kicau beburung dengan tatapan
Dilukisnya pula senyum perawan
Hingga menjadi keanika ragaman.

Di kepala anak itu, tumbuh bebunga harapan
Lalu, membuahi kekayaan.
Para demonstran yang lain mematuk dirinya menjadi
Putri malu, sebab selama ini mereka hanya termenung.

Berapa jumlah kita kawan-kawan?
Orator mengoratori kemarau
Hingga bibir anak itu pecah dan berarak kembali.
Orang-orang tenggelam lalu tersadar
Bahwa pohon menjadi kekar karena
Akar-akar mencakar dan tersebar.
Anak kecil itu seketika berdiri di depan
Lalu membacakan sekuntum puisi
Dan memperagakan hasil lukisan.
Otak pendengar berlayar ke dasar ingatan.
Satu.... Satu....
Jawaban para demonstran
“Satu dalam keberagaman dan perdamaian”. Gelegarnya.

Ciputat, 24-12-2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar